Puncak Haji 2025 Telah Tiba: Apa Makna Wukuf di Arafah Bagi Setiap Muslim?
Wukuf di Arafah adalah inti dari ibadah haji. Tanpa wukuf, haji dianggap tidak sah. Pada hari ini, sejak tergelincirnya matahari hingga terbenam, para jemaah berdiri, duduk, atau berdoa di Padang Arafah, memohon ampunan dan rahmat dari Allah Subhana Wa Ta’ala. Momen ini sering disebut sebagai "hari puncak" haji, di mana setiap doa diyakini akan didengar dan dikabulkan
Persiapan Menuju Arafah
Menjelang wukuf, sebanyak 203.152 jemaah haji Indonesia akan diberangkatkan ke Arafah secara bertahap mulai 4 Juni 2025. Kementerian Agama telah menyiapkan tiga skema pergerakan untuk memastikan kelancaran dan keamanan jemaah
- Skema Reguler: Sekitar 67% jemaah akan berangkat dari Makkah ke Arafah, kemudian mabit di Muzdalifah dan Mina.
- Skema Murur: Jemaah melintasi Muzdalifah tanpa turun dari bus, langsung menuju Mina setelah wukuf.
- Skema Tanazul: Jemaah kembali ke hotel setelah melempar jumrah pada 10 Zulhijah, tanpa kembali ke tenda Mina.
Bagi jemaah lansia dan disabilitas, disediakan Safari Wukuf Khusus dengan pendampingan medis dan fasilitas khusus untuk memastikan mereka dapat menjalankan ibadah dengan aman dan nyaman
Jadwal Rangkaian Puncak Haji 2025
- 4 Juni 2025 (8 Zulhijah): Pemberangkatan jemaah ke Arafah mulai pukul 07.00 WAS.
- 5 Juni 2025 (9 Zulhijah): Pelaksanaan wukuf di Arafah.
- Setelah Magrib: Jemaah bergerak ke Muzdalifah untuk mabit atau melintasi (murur) menuju Mina.
- 6 Juni 2025 (10 Zulhijah): Lempar jumrah Aqabah dan bercukur.
- 7-9 Juni 2025 (11-13 Zulhijah): Mabit di Mina dan lempar jumrah di Hari Tasyriq.
Bagi yang Tidak Berhaji: Apa yang Bisa Dilakukan di Hari Arafah?
Meskipun tidak semua Muslim mendapat kesempatan berhaji, bukan berarti tak bisa mendapatkan keberkahan hari Arafah. Rasulullah ﷺ justru mengajarkan amalan istimewa yang bisa dilakukan oleh siapa saja di manapun berada, yaitu berpuasa di hari Arafah, 9 Dzulhijjah — yang tahun ini jatuh pada Kamis, 5 Juni 2025.
Dari Abu Qotadah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
“Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu” (HR. Muslim no. 1162).
Tak hanya itu, hari Arafah juga adalah waktu mustajab untuk berdoa. Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ
“Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arafah.” (HR. Tirmidzi no. 3585. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan). Maksudnya, inilah doa yang paling cepat dipenuhi atau terkabulkan (Lihat Tuhfatul Ahwadzi, 10: 33).